Kamis, 17 Mei 2012

BIOLOGI INVERTEBRATA


PHYLUM PORIFERA
Porifera adalah hewan air yang hidup di laut. Hidupnva selalu melekat pada substrat (sesil) dan tidak dapat berpindah tempat secara bebas.
Ciri utama: memiliki iubang (Pori) yang banyak dan membentuk suatu Sistem Saluran. Air dan makanan yang larut didalamnya diarnbil oleh hewan tersebut masuk melalui lubang Ostium, kemudian masuk ke dalam rongga tubuh. Setelah makanan diserap, air yang berlebihan dikeluarkan melalui lubang yang di sebut Oskulum. Terdapat sel dengan bentuk khusus yang disebut Koanosit atau Sel Leher yang berfungsi untuk pencemaan makanan. Sel koanosit memiliki nukleus, vakuola dan flagel. Karena pencernaan berlangsung di dalam sel maka d sebut pencernaan Intrasel. Mempunyai Eksoskeleton (Rangka Luar): terdiri dari serabut-serabut lentur yang disebut Spongin dan terdiri dari duri yang disebut Spikula. Pembiakan dengan cara generatif (kawin), hewan ini mempunyai daya Regenerasi yang tinggi.
Tipe Sistem Pembuluh Air Yang Dimiliki Oleh Porifera
1.      Ascon
2.      Sycon
3.      Rhagon (Leucon)
Porifera berasal dari bahasa latin , porus artinya pori, sedangkan fer artinya membawa. Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling sederhana. Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa tau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons.
Ciri Tubuh
Ciri tubuh Porifera meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk
Ukuran porifera sangat beragam, beberapa jenis porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras, sedangkan jenis yang lainnya bisa memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter. Tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris radial. Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan. Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori(ostium). Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat, dan ada yang berwarna cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu.
Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa. Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut pinakosit. Pinakosit berfungsi sebagai pelindung. Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh. Spongosol dilapisi oleh sel “berleher” yang memiliki flagelum, yang disebut koanosit. Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air satu arah sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol. Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit. Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum. Zat makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid). Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.

Cara hidup dan Habitat
Porifera hidup secara heterotof, makananya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit. Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km. Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia. Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.
Reproduksi
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar. Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum). Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit. Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit.
Klasifikasi porifera
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).
1.      Hexactinellida (Hyalospongiae)
Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan, spongia = spons). Cirri-ciri: Hexactinellida memiliki spikula yang tersusun dari silika. Mereka mempunyai sifat khas, yakni memiliki spikula dari silikon berbentuk triakson, yakni dengan enam jari atau perbanyakan dari enam jari. Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang. Badanya sering berbentuk tabung atau keranjang dan spikulanya dapat membentuk kerangka bersambung seperti kaca pintalan. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid. Habitat hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – 1.000 m. Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.
Anggota Kelompok
Anggota kelompok Hexactinellida adalah Euplectella aspergilium dan Hyalonema. Euplectella aspergilium memiliki badan yang panjang, silendrik dan melengkung berdiri tegak dengan topangan spikula. Di alam ia tertambat pada lumpur dasar laut dengan segumpal benang-benang silikon di ujung belakang. Dinding belakangnya seperti pada semua Hexactinellida, berisi ruang-ruang berflagella berbentuk sarung jari (Thimble). Rongga kloaka yang besar sering menjadi tempat tinggal sepasang jenis hewan Vertebrata dari kelas Crustacea, Spongicola venusta.
Klasifikasi
Kelas hexactinellida terbagi menjadi dua ordo, yaitu:
1)      Ordo hexastotophora
Spikulanya kebanyakan berbentuk seperti bintang (astrose), contoh: Euplectella.
2)      Ordo amphidiscophora.
Spikulanya bukan berbentuk bintang melainkan berbentuk amfidiskus, contoh: Hyalonema.
Reproduksi
Reproduksi dari jenis kelas ini belum diketahui secara pasti, oleh karena itu kita hanya dapat menjelaskan reproduksi pada Porifera secara umumnya. Perkembangbiakan dilakukan baik secara aseksual maupun seksual. Secara aseksual dengan menghasilkan tunas yang disebut gamulle (gammules). Tunas tersebut itu dapat lepas dan membentuk hewan terpisah atau tetap menempel. Perkembangbiakan seksual, ovum yang telah dibuahi oleh spermatozoid masih tetap tinggal di dalam tubuh induknya. Setelah terjadi pembuahan, maka zygot akan membelah diri berulang kali membentuk larva berambut getar yang disebut amphiblastula dan kemudian akan keluar dari tubuh induknya melalui osculum. Amphiblastula mencari lingkungan yang dapat menjamin kebutuhan hidupnya. Bila sudah ditemukan tempat yang sesuai, maka ia akan melekatkan diri pada suatu objek dan tumbuh menjadi porifera baru.
Habitat
Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 - 1.000 m. Euplectella aspergilium banyak ditemukan di dekat pulau Filipina.
Ancaman Lingkungan dan Statusnya
Sisa-sisa dari fosil dari kelas Hexactinellida banyak di temukan, yang menunjukkan bahwa mereka selalu berada dalam jumlah besar .
2.      Demospongiae
Demospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons). Ciri-ciri:  memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin. Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit. Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari. Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang. Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter. Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid. Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar. Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar. Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera. Contoh: Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.
3.      Calcarea (Calcisspongiae)
Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons). Ciri-ciri:  memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder. Tinggi tubuh kurang dari 10 cm. Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid. Habitat  Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer. Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan leukonoid. Umumnya, Calcarea sangat kecil, hanya memiliki tinggi sekitar 3-4 inci. Dari 15.000 spesies Porifera yang ada, hanya 400 dari mereka merupakan anggota kelas Calcarea.
Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia
Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok. Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera. Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.

1.      Class Calcarea
Ordo : Homocoela
Ordo : Hetero coela
2.      Class Hexactinellida :
Ordo : Hyelonema
3.      Class Desmospongiae
Ordo : Tetractinellida
Ordo : Monaxonida
Ordo : Keratosa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar